Friday, 27 September 2013

Butterfly [part 2/2]

The last part of my fan fiction, finally posted =="

Otanoshimini minnasan..

inspired by: Jeeper Creepers dan setelah aku baca ternyata kayak Alice in The Wonderland juga

cast: -Sakamoto Naoya as Sakamoto Naoya
        -Sakamoto Kazuya as Sakamoto Kazuya
        -kanojo *siapapun yang penting perempuan* as Azura



(On/Off)

(........................)

Dia tersenyum, rambutnya panjang berwarna coklat di sisir ke kiri. Menoleh sebentar kearah kembarannya yang sekarang juga tahu  aku sudah bangun. Kembaran yang satunya menggunakan rompi berwarna biru. Rambutnya yang hitam panjang di sisir ke kanan. Wajahnya lebih panjang di banding kembarannya yang berompi merah. Tersenyum kecil dan menganggukan kepalanya pelan.

“bagaimana perasaanmu?” Tanya kembaran berompi merah. Wajahnya yang feminim tersenyum, tangannya yang kurus menuangkan minuman .

Aku masih terlalu bingung untuk menjawab pertanyaannya. Justru sekarang didalam kepalaku penuh dengan pertanyaan. Apa yang terjadi? Siapa mereka? Apa tujuannya mengurungku disini?. Kembali aku merasa frustasi, ketakutanku melebihi sebelumnya, saat aku terjebak di maze.

“bagaimana?” kali ini kembaran yang mengenakan rompi biru ganti bertanya. Ia merampas minuman yang ada di tangan kembarannya. “niisan!!” teriaknya. Dengan wajah kesal si kembar berompi merah mengambil gelas lain dan kembali menuangkan minuman yang baunya seperti kayu cedana.

“ini gelas terakhir.” Ujarnya kepada kembarannya yang berompi biru. “kita tidak bisa menunda lebih lama lagi kalau begitu.” Jawab kakaknya, si kembar berompi biru.

“nee…” kembar berompi merah berjalan mendekati ku. “dou?? Daijoubu?” tanyanya seraya menyeruput keras minuman yang ada di tangannya. Aku yang ketakutan semakin merapatkan tubuhku ke belakang kandang.

"hihihi.. it’s okay. Namaku Sakamoto Kazuya, dan ini kakak ku Sakamoto Naoya.” Katanya memperkenalkan diri. “yooo! Naoya dessu..” kata naoya sembari mengakat sebelah tangannya yang sekurus tangan adiknya.

“onamae wa?” tanya kazuya. Walaupun aku berada dalam situasi yang membuatku ketakutan. Senyum dan suara kedua orang kembar itu membuat ku tenang. “azu.. azura.” Jawabku. “nando kirei namae anata..” kata kazuya, kembali ia tersenyum. Mereka berdua tersenyum. Senyuman yang aku yakin dapat membuat kakak ku Anita si gadis impian anak-anak kolega papa terkesima.

“nee.. azura chan,..”kata Naoya. “bolehkah kami berdua minta tolong?” tanya Naoya lagi. Ekspresi wajahnya tidak berubah, masih campuran antara bahagia dan geli. “mungkin boleh, asal aku bisa keluar dari sini.” Kataku.

“soo.. sooo…” teriak Kazuya senang. “kami pasti akan mengeluarkan mu, tidak saja dari kurungan timah ini, tapi juga dari semua kesedihanmu. Aku tau kau iri pada kecantikan kakak mu anita. Aku tau kau selalu di perlakukan sebagai orang lain dalam keluarga mu.”

“kami dapat membebaskan mu, untuk selamanya.” Kata mereka berdua secara bersamaan.

“benarkah?” tanyaku tidak yakin. Aku menatap lurus mata mereka. Tapi tidak dapat membaca hati mereka sama sekali.

“hmmm…. “ kata mereka seraya menganggukan kepala secara bersamaan.

“apa, yang bisa aku bantu?” tanyaku penasaran. “hi-mit-su..” jawab Naoya, telunjuknya yang kurus ia letakan di depan bibirnya yang penuh kemerahan. “tenang saja azura chan.” Kata Kazuya ketika melepaskan mantra yang menyegel kandang timah.

“arigatou azura chan..”bisik Naoya . “we won’t forget your kindness.” Bisik Kazuya. Si kembar memapahku keluar dari kandang. Naoya yang berdiri di kananku melepaskan pita yang mengikat rambutku. Rambutku yang coklat panjang tergerai.

Kazuya berjalan ke arah perapian, aku melihat ada sebuah kuali besar yang mengepulkan asap putih transparan. Kazuya melemparkan sekeranjang penuh bunga mawar merah dan hitam ke dalam kuali. Kemudian mengambil stoples berisi bubuk berwarna kuning yang berkelap-kelip terkena cahaya perapian. Menuangkan separuh isi stoples ke dalam kuali sebelum mengaduknya dengan sendok kayu.

“nah azura chan, sekarang giliranmu.”

Sebelum aku sempat mengatakan sesuatu, Naoya telah membuat tubuhku tiba-tiba menjadi mati rasa. Aku tidak dapat merasakan jari, lengan, dan kakiku. Aku merasa seolah aku adalah kehampaan yang dapat melihat tapi tidak dapat merasakan. Mataku bergerak liar ketika Naoya yang di bantu oleh Kazuya mengangkat tubuhku ke perapian dengan kuali yang mendidih di atasnya.

“arigatou..” kata Kazuya seraya mencium bibirku lembut. “ore mo.” Kata Naoya lalu mencium bibirku seperti yang di lakukan oleh saudaranya. Tanpa ragu mereka menjatuhkan tubuhku ke dalam kuali yang mendidih. Aku dapat melihat air mengaburkan padanganku pada kedua kembar kakak beradik yang mengawasi ku dari atas kuali. Semakin lama bayangan mereka tertutup oleh scene berwarna putih. Yang kulihat hanya putih bersih. Apakah aku telah mati?

********

“huaaa… yang satu ini mudah ya. Niisan?” Kazuya terlihat bosan dan mengantuk. Wajah manisnya telah hilang seketika. “bukankah malah bagus? Aku lebih suka gadis modest.” Jawab Naoya sembari menutup kuali dengan tutupnya yang besar dan berat.

“mem-bo-san-kan~…” kata Kazuya lagi. “aku rasa yang satu ini lebih baik dari pada yang kau pilih 50 tahun yang lalu.” Terang Naoya kepada adiknya yang manja.

“yaaaaaaa…. Setidaknya dia tidak kabur setelah merayu kita.”jawabnya cengengesan. Matanya yang semula coklat dan bersinar berubah menjadi hitam total. Tidak ada iris maupun pupil. Bagian putihnya pun hitam berkilat. Begitu pula dengan mata Naoya.

Epilog

Kedua kembar kakak beradik Sakamoto adalah druid yang menghisap sari pati kehidupan gadis-gadis muda selama lebih dari seribu lima ratus tahun. Mereka hidup abadi dengan meminum sari pati yang mereka dapatkan dari korbannya. Mereka, telah lama meninggalkan hidup mereka sebagai manusia. *epilog macam apa ini??! =="

Epilog Azura

“jangan!!!!! Jangan masuk ke dalam maze . kau nanti akan berkahir seperti kami!!” teriakku. Arwah gadis-gadis yang menjadi korban Sakamoto bersaudara  pun berteriak dengan lantang. Tapi gadis di bawah sana  tidak dapat mendengar teriakan peringatan kami kepadanya. 50  tahun telah berlalu setelah kematianku. Kedua druid kembar itu menatapku sinis sebelum mereka terbang menjadi dua ekor kupu-kupu yang nantinya akan memangsa gadis itu. “tidakkkkkkkk!!!!!” teriaku. Arawah-arwah di sekitar ku menjerit dalam keputus asaan mereka. Siklus 50 tahun, telah di mulai kembali

-END-

nosebleed: momo✩

No comments:

Post a Comment