Showing posts with label fanfic. Show all posts
Showing posts with label fanfic. Show all posts

Saturday, 22 March 2014

Farewell

Suatu hal nista yang baru aja eke bikin. eke pikir, "ahh... ini tidak begitu bagus"

Tapi, pada akhirnya eke posting juga =="

well, another yaoi stuff. ummm.. "i'm not a dreamer or a writer also" *ngikut-ngikut si R*na, dengan perubahan yang telah disesuaikan  =="


Farewell

Cast: AdamxShota
Genre: *au ahh..
Rating: *skip aje

Aku mencintaimu, dua buah kata yang teramat singkat namun sulit untuk di ucapkan. Ketika melihat mu air mataku mengalir, karena perasaan kuat yang selalu saja bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu…

Aku tahu betul, seorang laki-laki tidak seharusnya memiliki ketertarikan kepada laki-laki lain. Kenyataannya pun aku merasakan mual saat memikirkan hal itu, laki-laki yang menyukai sesama jenisnya.

Tetapi orang itu berbeda, sebuah pengecualian karena ia special. Seorang laki-laki jangkung yang memiliki daya tarik magis, mampu membuat kepala ku pening karena selalu mimikirkan sosoknya.

Dari waktu ke waktu, selalu terbalut oleh celana panjang berwarna gelap dan kaus lengan pendek bergambarkan wajah dari band-band tua yang terkenal.

Wajah dingin tanpa ekspresi dan kulitnya yang putih pucat mencecapkan sebuah perasaan getir yang manis saat memandanginya diam-diam dari kejauhan.

Aku mencintainya, begitu indah dan berharga. Layaknya sebuah velvet yang tidak dapat ku jangkau. Sejauh apapun kurentangkan tanganku, velvet itu selalu lebih tinggi dariku, terlalu jauh dari jangkauan jemariku. Membuatku jatuh dalam frustasi yang tidak berujung.

 “KLIK”

Shota menutup jendela word yang tengah kupakai untuk mengetik. Ku putar kepalaku agar dapat melihat sosoknya yang tengah berdiri di belakangku. Raut mukanya memperlihatkan ekspresi masam yang tak pantas berada pada wajah sensualnya.

Ku kecup lembut sebagian dari dagu Shota yang berada dalam jangkauan ku. Tubuh orang ini tinggi sekali, bahkan untuk kebanyakan pria pada umumnya
.
“aku tidak begitu suka dengan tragical love story. Berhentilah menulis hal mengerikan seperti itu.” Kekasihku yang manis itu membuang muka, mengalihkan pandangan matanya pada kehampaan di arah lain.

Bukankah ini sama seperti kita?

“hmmm… maaf.” Ucapku pelan.

Shota masih berdiri di belakangku, pandangannya tetap menerawang jauh ke dalam dunia yang tidak dapat ku masuki.

Aku tahu percintaan tragis selalu mampu membuat Shota bermuka masa dan merajuk. Entah apa yang ia pikirkan saat membacanya, aku tidak pernah mendapatkan jawaban untuk pertanyaan yang selalu ku tanyakan itu.

“Shou-chan?”

“hmm..” Shota bergumam tanpa melihatku.

“daisuki dayo..” ucapku sembari tersenyum, Shota menundukan wajahnya dan membuat kedua mata kami saling bertemu. Sebuah lengkuangan berubah menjadi senyum tipisnya yang manis. Shota mengusap rambutku pelan sebelum pergi keluar. Meninggalkan ku sendirian di dalam kamar tanpa balasan dari pernyataan suka ku.

Aku tahu, tanpa perlu diucapkan olehnya. Perasaan yang ia rasakan, sama seperti yang kurasakan sekarang.
Aku membuka kembali document yang sempat ditutup olehnya.

“Adam.. telepon dari Nishimura-san.” Shota berdiri tepat di depan pintu dengan gagang telpon yang ia sodorkan ke dalam.  Tanpa keraguan aku bangun dan menghampiri Shota, meraih gagang telepon dari tangannya.

“Moshi-moshi..”

“……….”
“ummm… sedang aku kerjakan.”

“…….”

“wakarimashita.”

“……”

“iie, daijoubu dessu. Nishimura-san juga terima kasih untuk bantuannya selama ini.”

“……”

“haii.”

KLIK

“nee chotto Adam, akhir-akhir ini kau cukup dekat dengan Nishimura-san.” Shota mengambil gagang telepon dari tangan ku, sebuah perasaan dingin mengalir dari nada bicaranya.

“tentu, dia editor ku.” jawabku ringan. Aku tahu sekarang bukan saat yang tepat untuk menguji kesabaran Shota.

Aku memperhatikannya yang berjalan menjauhi ku. Dengan getir aku kembali duduk didepan PC yang selama ini telah memberikanku kenyamanan dalam menjalani hubungan terlarangku dengan Shota.

Menulis adalah satu-satunya cara yang bisa mengurangi depresi yang sering ku alami. Mencintai orang dengan fisik dan emosi yang sama bukanlah sebuah perkerjaan yang mudah.

Nee Shota, apa yang akan terjadi jika saja aku tidak jatuh cinta dengamu? Apakah aku akan mengencani seorang gadis?

Shota, jika saja hidup menjadi lebih mudah bagi kita berdua. Akankah kau memegang tanganku tanpa ragu didepan kolega-kolegamu? Nee Shota?

“Gomen.” Shota lagi-lagi berdiri di depan pintu tanpa kusadari.

“eh? Untuk?” tanyaku heran.

“ucapanku sebelumnya.. tentang Nishimura-san.” Shota mengucapkanya dengan ekspresi dingin yang biasa.

“hmm.. daijoubu dessu.” Ku anggukan kepala ku pelan. Shota tidak memperhatikanku dan langsung pergi begitu saja setelah menutup pintu dibelakangnya.

“hari ini, aku yang akan memasak makan malam.” Ku dengar Shota berteriak dari depan pintu. “ada sesuatu yang ingin kau makan?” tanyanya lagi.

“pasta.” Jawabku singkat. Aku mendengar Shota berjalan menjauh. “aku ke konbini sebentar.” Ku dengar suara pintu ditutup dari kejauhan.

Ku singkap tirai di depanku, memperhatikan Shota yang berjalan pergi menjauh.

Shota.. Jika aku tidak bertemu dengan mu sebelumnya. Mungkin, aku tidak akan pernah merasa bahagia sepeti ini. Hanya dengan melihatmu saja, aku merasa mampu untuk hidup seribu tahun lagi.

Naïve sekali jika kukatakan, hidup denganmu adalah sebuah beban berkepanjangan. Pada kenyataanya memang, tapi aku menyukai sakit dan bahagia yang kurasakan saat bersamamu.

Jika waktu bisa kuhentikan, akan kuhentikan untuk kita berdua. Jadi kau dan aku bisa terus seperti ini selamanya.

“ada yang terluka! Cepat panggil ambulan!” seorang laki-laki berteriak dari arah jalan didepan apartemenku.

Eh..

Aku memiliki perasaan yang tidak nyaman dengan ucpannya. Segera kuambil mantel dari atas kursi dan berlari disepanjang koridor, meninggalkan pintu apatemen tidak terkunci. Aku berlari kea rah kerumunan orang yang tidak jauh dari hadapanku.

“huahhh…. Yabai..” seorang laki-laki muda berkomentar kepada teman disampingnya. Seorang ibu rumah tangga biasa membawa lari anaknya yang masih duduk dibangku taman kanak-kanak menjauh. “nee, ada pengendara teler yang menabrak seorang laki-laki yang tengah menyebrang jalan.” Ucap wanita muda di sampingku.  “heee… di jam-jam seperti ini?” temannya yang lebih muda terlihat terkejut dan ketara sekali tertarik.

“sumimasen…” aku menerobos kerumunan orang yang mengerubungi si penyebrang yang tertabrak. “sumi…”

Shota.

Terbaring kaku di pinggir jalan. Kubangan berwarna merah pekat baru saja diciptakan olehnya. Sebuah luka yang dalam tertoreh menembus tengkoraknya. Gumpalan berwarna putih kemerahan berada di sekitar kepalanya, seperti  kapas dari boneka yang robek.

Shota..

Air mata sama sekali tidak mengalir keluar dari kedua mataku. Tubuhku sama sekali tidak bergetar ataupun menjadi mati rasa.

Shota..

Aku mundur perlahan, menjauhi keruman masa yang sekarang dihalau oleh polisi patroli.

Nee.. Shota,
Dadaku begitu sakit,

Telinga ku mulai berdengung dengan hebatnya. Seorang laki-laki paruh baya meliahatku dan berusaha untuk menahan tubuhku yang akan jatuh.

Pandanganku mulai gelap, aku tidak bisa merasakan maupun mendengar suara-suara di sekitarku.

So, this is what we call with farewell.

Nee Shota?

:momoDESSU!!

Friday, 27 September 2013

Butterfly [part 2/2]

The last part of my fan fiction, finally posted =="

Otanoshimini minnasan..

inspired by: Jeeper Creepers dan setelah aku baca ternyata kayak Alice in The Wonderland juga

cast: -Sakamoto Naoya as Sakamoto Naoya
        -Sakamoto Kazuya as Sakamoto Kazuya
        -kanojo *siapapun yang penting perempuan* as Azura

Thursday, 11 July 2013

DEVIL or ANGEL (Chapter 3)


meski ini meyakitkan, tapi ElGee akan tetap posting karya ElGee yang absurd satu ini... kelanjutan petualangan si Devil taemin mencari jati diri.. bekicot... selamat membaca...

DEVIL or ANGEL

Cast:

 Lee Taemin a.k.a Nikky Lee/ Putra Mahkota Lee Taemin


 Choi Minho a.k.a Elias Choi


Kim Kibum (Key) a.k.a Aiden Kim


Lee Jinki (Onew) a.k.a Chase Lee


Kim Jonghyun a.k.a Ty Kim

Wednesday, 3 April 2013

Butterfly [part 1/2]

yoshhhhhhheeeeeee.....

eto, karena blog ini lama gak ada postingan.
hari ini.... saya akan posting dua sekaligus!!!! yeeeee!!!! *then what =="

hmmm.. dari kemaren si merek produk elektronik *elgee* nyuruh eke buat ngpost fanfic yang telah eke buat dengan susah payah (well, sebenernya gak gitu juga sih) ke blog. tapi karena males jadi baru sempet sekarang =="
ini adalah fanfic ke tiga dari tiga fanfic yang eke bikin!!!!!! yeeeeeee!!! *hounto ni, cuman pernah bikin tiga, dan yang dua pun berhenti di tengah-tengah soalnya ke habisan ide TT_TT cuman ini yg selamat sampai akhir =..=

well, fanfic ini eke bikin pas awal-awal (1 bulan yg lalu) eke ngfans sama duo j.pop kembar monozigot On/Off. oke, eke tahu. saklar =="

aniki = Sakamoto Naoya
ototou = Sakamoto Kazuya

karena mereka manis eke jadi mikir, ''kayakanya lucu deh kalo dibikin fanfic atau semacam itu ^^,''

tapi sumpah.. fanfic yang eke bikin ceritanya gak lucu ==" gak jelas. eke bahkan kaget waktu baca. '"fanfic apa ini'' .. hal-hal semacam itu.

*oi oi sejak kapan eke jadi pake "eke"*

well, finally i present you *aku rasa judulnya*


BUTTERFLY


genre: *ah sial!! apa ya?? pas aku bikin aku gak kepikiran genrenya* horror mungkin?? supernatural? fantasy?
inspired by: Jeeper Creepers dan setelah aku baca ternyata kayak Alice in The Wonderland juga
cast: -Sakamoto Naoya as Sakamoto Naoya
        -Sakamoto Kazuya as Sakamoto Kazuya
        -kanojo *siapapun yang penting perempuan* as Azura

(these two ikemen is On/Off)


Hari ini, hari dimana rumah kakek ku terasa sangat bising dan penuh sesak oleh orang-orang yang tidak ku kenal sama sekali. Aku yang tidak suka bersosialisasi merasa pusing dan tidak ingin mendengar lebih banyak lagi apa yg mereka obrolkan. Gaun biru cotton ku yang ringan berayun kebelakang ketika aku berjalan menembus kerumunan orang yang sedang berpesta, meninggalkan keramaian yang menggangguku. Menatap kebun kakek yang rapi dengan mata berbinar.

Setengah berlari aku melewati rumpun bunga mawar merah yang dipangkas rapi. Menembus dengan kasar sekelompok kupu-kupu berwarna biru dan merah.

“hahh.. haahh..haahh..” dengan terengah-engah aku berhenti sebentar dan mengatur irama nafasku. Menoleh kebelakang untuk memastikan tidak ada seorangpun yang mengejarku. Setelah memastikan bahwa aku sendirian, aku perlahan berjalan memasuki maze yg 80 centi lebih tinggi dari tubuhku. Setelah beberapa kali tersesat dan mengutuki ingatan ku, aku sampai pada center maze yang mana adalah sebuah gazebo suram berwarna abu-abu dengan atap rendah dari sirap.

“sunyi..” pikirku. Aku suka dengan kesunyiaan. Kesunyiaan membuaku tenang dan nyaman. Tersenyum kecil aku berjalan memasuki gazebo dan duduk di sebuah bangku taman yang cukup panjang. Perlahan ku rebahkan punggung ku pada bangku taman yang dingin, menutup mata dan tersenyum kecil. Menikmati kesunyiaan yang mulai menjalar ke tubuhku.

Pelan aku mendengar  suara, suara orang bernyanyi. Masih menutup mata, aku berharap itu hanya ilusi dari pesta kakek.  Semakin lama suara nyanyiaan itu terdengar semakin jelas. Bahkan aku cukup jelas untuk mendengar suara itu adalah suara dua orang laki-laki yang sekilas terdengar serupa. “Boku wa ima tabi no tochuu. Michishirube wa nani mo nai kedo. Itsuka konna hibi o wakakatta ne to. Waraeru toki ga kuru made..”  

Perlahan kubuka mataku. Sama sekali tidak ada seorang pun, jadi suara siapa yang baru saja kudengar? Hening kembali.  tidak lama kemudian , “Ki ga tsukeba itsumo furikaeri Riyuu o tsukete tomatteta. Kaze no naka Chiisana toritachi ga ii wake mo sezu tobitatta..”

“aaa!!” suara itu ada lagi! Aku sudah sepenuhnya duduk sekarang. Aku memutar kepala, melihat sekitarku. Tidak ada seorangpun yang dapat menjadi tersangkaku. “gasp.. suara siapa?? Apa mereka tidak mengerti inti dari kesunyian.” Gerutu ku kesal.

Aku berdiri dan mulai berjalan keluar dari gazebo. Suara asing itu kembali terdengar. Walaupun membuat kukesal, tapi harus kuakui suara itu bagus. Suara itu terdengar tenang di telingaku dan membuatku nyaman.

Weird. Sesaat aku terdiam mematung di tempatku berdiri, lorong sebelah kanan adalah jalan pulang ke rumah kakek. Lorong sebelah kiri adalah jalan masuk hutan pinus yang gelap dan mengerikan. Suara yang ku dengar tak salah lagi, datang dari hutan pinus. Konyol sekali! Aku merasa sepertii berada pada persimpangan yang menentukan hidup dan mati. Walaupun yah, ini memang persimpangan dan yang ternyata nantinya akan mengubah hidupku.

Well, tidak mungkin ada veela berjenis kelamin laki-laki bukan?? Pikirku. Sama seperti halnya tidak ada banci berjenis kelamin perempuan.  Mou, kalo begitu kenapa  tidak. Suara itu membuatku penasaran, aku harus tahu siapa yang memiliki suara itu.

Tanpa keraguan lagi aku mengambil lorong di sebelah kiriku. Berjalan dengan pelan dan santai mengikuti lorong maze yang berbelok-belok. Prinsipku hanya satu, jika ada persimpangan, tetap saja berjalan lurus ke depan. Kakek ku pernah bilang “seorang laki-laki harus berjalan lurus ke depan”. Sebenarnya sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan ku, aku tahu.

Dan terbukti, jalan lurus ke depan bukanlah ide yang bagus jika kau berada di dalam maze yang dindingnya cukup tinggi. Aku tidak tahu sudah berapa lama aku berputar-putar di dalam maze. Saat ini aku sudah tidak memikirkan apapun lagi selain cara untuk keluar dari maze terkutuk ini.

“huaaaa… boku wa koko ni iruyo!! Dareka, tousukete!!” teriak ku.
“ojiji!!!” teriakku, tentu saja kakek ku tidak dapat mendengarnya.
“boku wa, koko..” kataku lirih. 

Aku lelah dan ingin pulang, sendirian dalam kesunyiaan maze yang luas ini membuatku tertekan. Aku takut tidak dapat keluar untuk selamnya.  Di tengah keputus asaan yang kurasakan, air mata ku mulai mengalir pelan jatuh diatas daun kering tempatku duduk.

“kraaakk…”

Tiba-tiba ada suara daun kering yang terinjak.  Dengan kaget aku berdiri seketika. Nani?? Dareka?? Tidak ada seorang pun. Apa tupai??

Sore yang mulai gelap dan suara-suara alam membuat keberanianku meredup seperti api perapian yang akan mati dalam sekali tiup. Tiba-tiba ada sepasang kupu-kupu terbang di depanku. Kupu-kupu itu berwarna biru dan merah. Melayang-layag di depanku dalam gravitasi nol mereka. Cantik.. pikirku. Aku mengikuti kupu-kupu yang terbang di depanku, aneh rasanya. Aku sempat berpikir kedua kupu-kupu itu memang sengaja menenuntun ku.

Tidak lama kemudian aku sudah keluar dari maze terkutuk yang mengurungku berjam-jam didalamnya. Aku tersenyum bahagia, lebih bahagia dari senyuman-senyuman ku  yang tergantung pada potret dinding di rumah kakek. Aku baru saja akan membungkuk untuk berterima kasih kepada dua ekor kupu-kupu yang menolongku sebelum kusadari kedua ekor kupu-kupu itu ternyata masih di dekatku. Terbang di sisi kanan dan kiriku. 

“ikut aku..” aku mendengar kupu-kupu berwarna biru berbisik di telinga kiriku. “apa??” kataku. Aku tidak percaya kupu-kupu dapat berbicara. “ikut kami..” kupu-kupu berwarna merah ganti berbisik di telinga kananku. Aku mundur beberapa langkah ke belakang, menjauh dari kedua kupu-kupu yang aneh tersebut. “ada banyak kue manis…” “kami baru saja membuat cheese cake..” “ayo ikut..” “ada teh dan susu..” “manisan buah plum..” “dan juga coklat….” Kedua kupu-kupu itu bergantian membujuk ku.

“cake??” tanyaku. “cheese cake..” kata kupu-kupu berwarna biru. “dan juga susu hangat..” kata kupu-kupu merah menimpali. “baiklah kalau kalian memaksa, aku akan ikut sebentar.” Kata ku. Aku suka cheese cake, aku juga suka coklat dan susu hangat. Setelah hal mengerikan yang aku alami di maze tadi. Aku rasa sedikit kudapan akan membuatku lebih baik. Setelah itu aku pulang ke rumah kakek.

Aku mengikuti kedua kupu-kupu itu terbang di depanku. Kedua kupu-kupu itu menyanyikan lagu yang kudengar saat didalam maze. Ternyata suara indah itu adalah suara mereka berdua. “Boku wa ima tabi no tochuu. Michishirube wa nani mo nai kedo. Itsuka konna hibi o wakakatta ne to. Waraeru toki ga kuru made..” kedua kupu-kupu itu bernyanyi seiring dengan langkah kakiku yang semakin dalam memasuki hutan pinus.

“apa masih jauh?” tanyaku yang sudah mulai kelelahan. Aku sudah berjalan jauh memasuki hutan pinus yang sama sekali belum pernah kumasuki sebelumnya. Senja telah berakhir lima menit yang lalu. Bintang pertama telah bersinar  di langit. Dalam minimnya cahaya aku telah jatuh beberapa kali tersandung akar pohon dan ranting yang bertebaran di tanah.

“sebentar lagi.” “iya, sebentar lagi.” Kedua kupu-kupu itu menjawab ku bergantian. Dalam keremangan malam,  Kedua sayap mereka seakan berpendar, seperti peri dalam buku dongeng. Cantik sekali.

“sudah sampai..” kata kupu-kupu berwarna merah.  Aku melihat sebuah pondok kecil terbuat dari batu-batu besar dengan atap kayu dan sebuah cerobong asap yang mengepulkan asap putih. Aku menaiki beberap anak tangga sebelum membuka pintu podok yang berat dan berderik. Di dalam pondok sangat terang, ada sebuah meja besar menghadap perapian dengan sepasang kursi yang berhadap-hadapan. Banyak sekali cake dan makanan di atasnya. Tanpa bertanya pada kedua kupu-kupu yang mengajakku tadi. Aku langsung duduk dan mengambil potongan cheese cake yang paling dekat dari tanganku. “hhmmmmm….. enak!” kataku. Kedua kupu-kupu itu diam dan hanya mengepakkan sayap mereka di kanan kiriku.
“nemuru koto nemuru koto Mukashi mo ima mo kono saki mo Ashita dake wa chanto kuru nazo ni maigiri datte kamikoyo …. Ne nekoyo…  ne nekoyo… ne nekoyo… ne nekoyo…” *aku gak tau ini bener atau enggak tulisannya. aku cuman dengerin Zashiki Warashi yg nyanyi di anime Summer with Cho* 

Tiba-tiba mataku terasa sangat berat. Aku berusaha untuk tidak memejamkannya. Aku merasa jika aku terpejam sekarang, maka selamanya aku tidak akan bisa bangun. Aku berdiri dan mendorong kursi yang aku duduki  kebelakang. Kedua kupu-kupu itu masih menyanyikan lagu nina bobo mereka.
Aku berjalan sempoyongan sebelum akhirnya aku jatuh dan tertidur di lantai.

(Kedua kupu-kupu itu entah sejak kapan telah  berubah menjadi dua orang laki-laki kembar. Kedua laki-laki itu mengangkat tubuhku dan memasukannya kedalam sangkar besar dari timah yang sebelumnya tidak ada di ruangan itu. Dan menguncinya dengan mantra sihir.)

Aku terbangun dalam perasaan yang tidak nyaman. Tubuhku sakit dan nyeri ketika disentuh. Suara kayu terbakar terdengar dari perapian. Aku membuka kedua mataku. Aku melihat dua orang laki-laki kembar duduk saling berhadapan di meja dan berbicara dengan aksen yang aneh. Salah satu laki-laki kembar yang menggunakan rompi berwarna merah melihatku yang telah bangun. 


Continue~~

the great woman is here: momo✩

Thursday, 21 March 2013

DEVIL or ANGEL? (Chapter 1)



Ladies and gentlemen, May I introduce ElGee...... Bisa Panggil Gee..
here we go,, here we go,, go,, go,, go,, (taemin mode on)
aku tidak akan banyak bicara  disini, hanya ingin memperkanalkan siapa aku..
aku hanya seorang cewek (ato cowok?) yang sangat suka dengan SHINee paling utama Choi Minho,,,
Mungkin juga bisa disebut Shawol (karena sangat menggilai SHINee).. sekian dari aku.. selamat membaca ff Absurd ku.. See you..



DEVIL or ANGEL?

Genre: Komedi Absurd
Cast:

 Lee Taemin a.k.a Nikky Lee/ Putra Mahkota Lee Taemin


 Choi Minho a.k.a Elias Choi


Kim Kibum (Key) a.k.a Aiden Kim


Lee Jinki (Onew) a.k.a Chase Lee


Kim Jonghyun a.k.a Ty Kim

        -Gee (author nyempil yak) a.k.a Geets

 Ini adalah ff SHINee paling absurd (mungkin(?)), jadi untuk para Shawol.. jeongmal mianheyo...
Gag usah baca kalo gag suka,, dan jangan lupa Comment eaaaaa xaxax...
Don't Be Silent Reader... Gomawo        

                                                                   
-Autor pov-
Dunia itu memang rumit, terlalu banyak hal buruk yang tersembunyi. Seperti hidup nikky, mungkin orang melihatnya sebagai lelaki tampan, tapi di balik semua itu dia adalah iblis dari sang Lucifer. Memang dia berbaur dengan manusia, tentu saja untuk tujuan tertentu.
“hey! Maknae iblis, malas sekali kau! Ayo bangun! Bodoh!”
“Argghhh! Berisik sekali kau hyung! Sudah mati saja kau!”
“kau itu bodoh atau tolol? Kita iblis, mana bisa mati! Cepat bangun! Kumpulkan manusia untuk memuja Lucifer”
“wae? Harus?”
“sudah cepat bangun!”
Nikky bisa di bilang iblis yang baru terlahir, karena itu semua kakak-kakaknya pusing menangani sifat pemalas dan manjanya itu. Aiden, kakak ke tiga nikky yang paling pusing dengan sifat adiknya itu, tapi selalu sabar mengahadapinya. Sedangkan Chase, kakak tertua nikky tak begitu perduli dengan semua itu, toh urusannya masih ada yang lebih penting dari pada mengatasi pubertas iblis kecil itu. Ty kakak kedua nya hanya sibuk dengan urusan ke popularitasannya di dunia iblis, karena dia adalah seorang bintang di dunia iblis. Sementara kakak yang paling menyayanginya adalah elias, dia yang paling bisa mengerti nikky dalam hal apapun.
“hey boy! Makanya kalau bangun itu pagi, kalau gak mau kena omel kunci satu itu”
“yah, kayak hyung uda bisa bangun pagi aja.”
“hey, meski begitu aku sudah terlahir sebagai selebriti periblisan, siapa yang tak kenal ty?”
“yayaya, terserah kau saja”
Pagi ini keluarga iblis ini memang terlalu sibuk untuk mengajari maknae mereka tentang bagaimana menjadi iblis yang terhormat. Baru 2 tahun yang lalu Aiden dan elias mendapat gelar iblis terhormat setelah mendapat pelatihan dari ty dan chase. Untuk masalah nikky mereka berempat harus terjun langsung karena adik bungsu mereka adalah sosok iblis berwajah malaikat.
“hari ini akan aku ajari menengani manusia-manusia sombong, kau siap”
“emm.. tapi.. emm.. hyung.. dimana.. emm.. kita belajar”
“telan dulu makananmu bodoh, kita akan belajar dari kumpulan manusia kaya.”
“siap my chasy!”
“jangan panggil aku seimut itu, kau itu iblis! Bukan malaikat!”
Ya, itu adalah masalah terbesar mereka mempunyai iblis berwajah malaikat.

-nikky pov-
Apa salahnya berdarah iblis tapi berwajah malaikat, aku mensyukuri takdir ini. Tapi tidak untuk kakak-kakak ku, mereka selalu mempermasalahkan takdirku ini. Menyebalkan memang, bukankah wajah mereka juga lebih cocok jadi artis dari pada iblis? Lalu apa bedanya denganku?
“nikky, hari ini kau pergi dengan chase hyung?”
“iya hyung, wae?”
“aniya, semangat ya, hahahahaha”
Itu tadi adalah hyung yang paling tidak menyalahkan wajah malaikatku, karena dia juga memiliki wajah bak pangeran dari negri dongeng. Elias hyung adalah yang paling dekat denganku, dia juga hyung favoriteku, dia selalu mendukung semua yang aku lakukan, kecuali…
“nikky lee!!!!! Kau apakan PSP ku!!!!”
Benarkan, kecuali jika aku menyentuh barang-barang berharga nya dan barang itu rusak. Aku memang di juluki tangan perusak, karena setiap barang yang ku pegang pasti akan tak berbentuk. Contohnya tadi, baru 30 menit aku bermain dengan PSP elias hyung, PSP itu sudah tak berwujud karena tak sengaja aku mengeluarkan kekuatanku saat terlalu bersemangat bermain game didalamnya. Alhasil, hari ini aku pasti akan tidur di luar karena elias hyung mengusirku dari kamar.
“yak! Elias Choi! Jangan teriak-teriak seperti itu, kau itu iblis, bukan tarzan!”
“jangan salahkan aku Aiden, maknae itu merusak PSP ku lagi, ini sudah yang ke 5 kali nya.”
“What??? Rusak lagi?? Hey nikky kau apakan PSP itu?”
Aku hanya berlalu keluar sebelum couple 91 lines itu akan menyerangku dan menjadikan ku salad iblis.
“yak!! Anak Setan!!!”
“hyung, kita iblis, jadi pasti lah anak setan.”
Kenapa chase hyung lama sekali? Katanya jam 2 aku harus sudah siap, ini sudah jam 3. Biasanya dia yang paling tertib? Hah! Susah memang jadi iblis pemula. Harus mengerti ini itu, harus begini dan begitu, yang paling parahnya lagi adalah, aku harus mengubah wajah indah berharga ku ini seseram mungkin, apa-apaan ini??
“maaf, aku ada urusan sebentar tadi dengan Lucifer, kau sudah lama menunggu?”
“ani hyung, hanya 1 jam”
“hahaha, maaf maaf, sudah jangan pasang muka aneh seperti itu”

_TBC_

ElGee ★